Jumat, 11 November 2016

Burung-madu sriganti
Burung-madu sriganti (Nectarinia jugularis)



burung_madu_sriganti01.jpg
burung_madu_sriganti02.jpg


burung_madu_sriganti04.jpg





Karakter
Tubuh berukuran kecil (10 cm).
Jantan: Tubuh bagian bawah kuning terang. Dagu dan dada hitam-ungu metalik. Punggung hijau zaitun.
Betina: Tubuh bagian bawah kuning. Tanpa warna hitam pada dagu dan dada. Alis biasanya kuning muda.
Iris coklat tua, paruh hitam, kaki hitam.
Sering ribut dalam kelompok kecil, berpindah-pindah dari satu pohon atau semak ke yang lain. Jantan kadang berkejaran mondar mandir dengan galak.
Makanan: nektar Benalu, Mengkudu, Pepaya, Dadap, serangga kecil, laba-laba.
Sarang berbentuk kantung, dari rumput terjalin dengan kapas alang-alang, pada dahan yang rendah.
Telur berwarna keputih-putihan, berbintik abu-abu putih, jumlah 2 butir.
Berbiak sepanjang tahun.
Habitat
Pekarangan, semak pantai, hutan mangrove.
Penyebaran
Cina, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Filipina, Australia.
Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, Papua.
Penyebaran Lokal
Dijumpai hampir di semua tempat.
Kawasan lahan basah, termasuk dekat pantai.
Kebun, tegal, daerah suburban.
Pemukiman, daerah urban, Semarang.
Kawasan hutan sekunder, Gunung Ungaran.
Status
Penetap.
Jumlah banyak dan frekuensi sangat sering.
Peringkat perjumpaan: (1) sangat mudah.

Walik Kembang

Burung Unik Bergaya Mohawk

Burung walik kembang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan keluarga merpati-merpatian, seperti burung merpati, perkutut, derkuku, dan puter. Bulu-bulu pada tubuhnya didominasi warna hijau, sehingga keberadaannya di alam liar agak sulit terlihat. 


Burung walik kembang yang mempunyai bentuk kepala unik bergaya mohawk

Burung walik kembang mempunyai bentuk kepala unik, bergaya mohawk.
Tapi ada ciri unik yang memudahkan kita untuk mengenalinya. Ya, burung walik kembang jantan memiliki bentuk kepala berwarna putih, dengan garis hitam yang mirip gaya rambut mohawk.
Dalam bahasa Inggris, walik kembang dikenal dengan nama black-naped fruit dove (Ptilinopus melanospillus). Warna hitam pada kepala hingga tengkuknya itulah yang membuat burung ini dinamakan black naped.
Tubuhnya berukuran sedang (panjang sekitar 27 cm), dengan bulubulu yang didominasi warna hijau daun sehingga menjadikannya sulit terlihat oleh hewan pemangsa, terutama ketika bertengger pada pohon berdaun rindang.
Selain dicirikan dengan rambut bergaya mohawk, burung walik kembang jantan memiliki tunggir yang berbalut bulu kuning dan merah menyala. Burung betina cenderung berwarna hijau polos, dengan sedikit 
 corak merah pada bagian penutup ekor dan sisi bulu sayapnya.

Walik kembang jantan (kiri) dengan pasangannya dalam sebuah kandang penangkaran

Walik kembang jantan (kiri) dengan pasangannya dalam kandang penangkaran
Di Indonesia, wilayah persebaran burung walik kembang meliputi Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, sebagian Maluku, dan pulau-pulau kecil yang terdapat di lepas pantai Kalimantan. Spesies ini juga bisa dijumpai di wilayah selatan Filipina.
Di Jawa dan Bali, burung walik kembang umum ditemukan di dataran rendah dan perbukitan hingga ketinggian 800 meter dari permukaan laut. Bahkan di Jakarta dan Bogor, burung ini masih bisa dijumpai di sekitar kawasan taman atau hutan kota.
Ada lima subspesies / burung walik kembang, yaitu:
  1. Ptilinopus melanospilus bangueyensis : Tersebar di wilayah selatan Filipina serta pulau-pulau yang berada di utara Kalimantan.
  2. Ptilinopus melanospilus xanthorrhoa : Terdapatdi Kepulauan Talaud dan Sangihe (Sulawesi Utara) serta Doi di Maluku Utara.
  3. Ptilinopus melanospilus melanospila : Tersebar di Sulawesi dan pulau-pulau di sisi timurlautnya (Manadotua, Manterawu, Talisei, Bangka, Lembeh), serta bagian timur (Togian).
  4. Ptilinopus melanospilus chrysorrhoa : Tersebar di Kepulauan Banggai dan Sula, serta Obi dan Seram di wilayah tengah Maluku.
  5. Ptilinopus melanospilus melanauchen : Tersebar di Matasiri (Kalimantan Selatan), Kepulauan Kangean, Jawa dan Bali, hingga ke timur sampai pulau-pulau yang berada di Sunda Kecil dan Alor. Ras ini juga ditemukan di pulau-pulau yang terdapat di sebelah selatan Sulawesi.
Seperti kerabatnya yang lain, burung walik kembang gemar makan biji dan buah-buahan, terutama buah beringin (ficus). Pada musim beringin berbuah, burung unik ini akan berkumpul di sekitar pohon tersebut untuk bergabung bersama jenis burung lainnya seperti punai pengantin (Treron griseicauda), kutilang (Pycnonotus aurigaster), dan pleci (Zosterops palpebrosus).
Meski sulit terlihat karena warna bulunya berkamuflase dengan warna dedaunan, keberadaan walik kembang bisa dengan mudah diketahui dari suara kicauannya yang monoton dan cukup keras di antara rimbun pepohonan.

Minggu, 01 Mei 2016

Udang-merah Sulawesi


     Burung ini endemik di Sulawesi dan kepulauan Sangihe. Panjang tubuh sekitar 12 cm. Paruh berwarna merah, mahkota berwarna biru. Udang-merah sulawesi menghuni hutan primer dan hutan sekunder yang tinggi. Terkadang menghuni hutan yang ditebang pilih.

Rabu, 20 April 2016

BURUNG KACAMATA SANGIHE

Photobucket
Burung Kacamata Sangihe (Zosterops nehrkorni) atau Sangihe White Eye adalah satwa burung langka endemik Pulau Sangihe – Sulawesi Utara, yang dikategorikan terancam punah oleh IUCN Redlist dengan status konservasi ‘ktitis’ (Critically Endangered), yaitu status tingkat keterancaman kepunahan tertinggi, karena diperkirakan jumlah populasi burung ini kurang dari 50 ekor burung dewasa. Burung ini merupakan salah satu jenis dari sekitar 22an jenis burung kacamata (pleci) yang terdapat di Indonesia.

Ciri-cirinya berukuran kecil sekitar 12 cm. Berwarna hijau zaitun pada bagian atas tubuh, dengan tunggir warna kuninghijau mencolok. Paruh dan kaki berwarna jingga kepucatan.Ekor berwarna hijauhitam gelap. Dahi berwarna hitam. lingkar mata berwarna putih agak lebar. Pipi, tenggorokan dan penutup ekor bawah berwarna kuning cerah. bagian bawah lainnya berwarna putihmutiara dengan sisi tubuh abuabu. Burung ini memiliki suara siulan tipis dam halus dengan nada irama yang cepat.
Makanan utama adalah serangga dan aneka buah.